CARI DI PENELUSURAN KHUSUS AYAM ADUAN 100% JAWARA JAMINAN MENANG..!!!

Rawatan Gelanggang: Part 02 - Mental

Rawatan Gelanggang: Part 02 - Mental

Setelah sehari-melakukan rawatan Phisik ayam ibarat pada goresan pena kami sebelumnya (Rawatan Gelanggang: Part 01 - Phisik), maka pembinaan yang selanjutnya harus kita lakukan yaitu memperkuat mental dan pengalaman tarung ayam. Satu-satunya cara yang sanggup kita lakukan yaitu dengan menjajal ayam dengan untulan ataupun ayam bangkok lainnya. Latihan ini sangat dibutuhkan oleh ayam bangkok yang akan diturunkan ke gelanggang untuk memperkuat mental dan menunjukkan pengalaman tarung yang lebih padanya.
Dalam waktu 30 hari, semakin banyak latihan jajal yang kita lakukan maka semakin baik hasil yang akan kita peroleh. Jajal bisa dilakukan 5 kali sehari, dan paling sedikit yaitu 7 hari sekali, sehingga dalam waktu pembinaan 30 hari, ayam akan mendapatkan minimal 4-7 kali latihan tarung.
Jajalan yang biasa kami lakukan yaitu di sore hari di pukul 16.00-17.00, dan bila ayam memperoleh latihan jajal, maka latihan lari tidaklah perlu dilakukan. di Jajalan pertama, tidak perlu dilakukan terlalu lama, biasanya hanya 1 ronde (10 menit) dan inipun dilakukan dengan membungkus paruh dan jalu ayam baik untuk ayam yang akan dilatih maupun lawan tandingnya. Tujuan membungkus paruh dan jalu ayam selain untuk menghindari terjadinya luka pada ayam yang akan dilatih yaitu untuk meningkatkan emosi ayam bila bertarung. Paruh dan jalu yang dibungkus akan menciptakan ayam susah untuk melaksanakan pukulan dan kebanyakan hanya mengeluarkan teknik2 yang menunjukkan banyak gerakan cepat sehingga sangat manis untuk otot2 ayam. Sampai dengan jajal ke-2, kita tetap membungkus paruh dan jalu ayam dan jajal dilakukan sama selama 10 menit.
Di jajal ke-3 hingga ke-4, paruh dan jalu masih dalam keadaan terbungkus, akan tetapi durasi jajal ditingkatkan menjadi 2 ronde (2x10 menit).
Di jajal ke-5, latihan mulai mencapai puncaknya dan jajal kita lakukan tetap 3x10 menit, dan disini, paruh dan jalu ayam yang akan kita bimbing tidak akan kita bungkus, akan tetapi paruh dan jalu lawan masih dalam kondisi dibungkus. Di jajal ke-5 ini, akan terlihat perbedaan dan peningkatan gaya, kecepatan dan pengalaman tarung ayam yang sedang kita latih. Biarkan beliau sesuka dan sesenangnya melaksanakan pukulan2 ke arah lawan yang kondisi paruh dan jalunya terbungkus, sehingga disinilah akan mulai membentuk mental tarung yang sepenuhnya. Mental dan Rasa percaya diri ayam akan meningkat dengan baik alasannya terus-terusan bisa memukul lawan dengan mudah. Walaupun terkesan ibarat menyiksa lawan tarung, akan tetapi hal ini sangat dibutuhkan bagi ayam yang kita latih. Di jajal ke-5 ini, bisa kita pastikan, jikalau memang ayam yang kita bimbing yaitu tipe ayam pukul, maka rata2 pukulannya akan mengenai tempat2 vital lawan.Dan bila ayam tersebut yaitu tipe jalu, maka minimal di 5 menit pertama, beberapa tikaman sudah tersarang ke lawan tarungnya, dan bila tidak ada satupun tikaman jalu yang tersarang, berarti ayam yang kita bimbing bukan tipe ayam jalu dan sebaiknya jalu yang dimilikinya kita potong saja karena akan merugikannya bila di gelanggang harus bertemu dengan lawan lain yang mempunyai jalu.
Di jajal ke-6, latihan sudah masuk ke tahap ibarat aslinya. Paruh lawan tarung sudah tidak dibungkus lagi, akan tetapi jalu lawan tetap kita bungkus untuk menghindari luka serius pada ayam yang kita latih. Jajal ke-9 tetap selama 3x10 menit. Di jajal ini ayam yang kita bimbing akan mencicipi bagaimana mendapatkan patukan2 dan banyak pukulan dari lawan. Dan yang niscaya ayam yang kita bimbing akan mengalami pendarahan disekitar mukanya akhir patukan. Hal yang kita harapkan adalah, semakin banyak patukan dan darah di mukanya, maka semakin tinggi semangat dan mental tarungnya. Hal ini alasannya ada sedikit mitos wacana ayam bangkok, bawah semakin banyak darah yang dikeluarkannya maka akan semakin tinggi pula semangat tarungnya (but who knows....).
Setelah jajal ke-6 yaitu saatnya untuk istirahat minimal selama 5 hari untuk menyembuhkan luka dan mengembalikan tenaganya. Ayam tidak perlu mendapatkan latihan lari di sore hari akan tetapi senaman pagi tetap kita lakukan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kelelahan yang terlalu tinggi pada ayam. Bila di jajal ke-9 ayam mengalami banyak luka di bab muka, maka pengobatan harus dilakukan semoga luka2 cepat kering dan sembuh. Bekas-bekas luka yang timbul secara tidak pribadi menunjukkan nilai lebih bagi ayam, alasannya kulit2 mukanya akan semakin tebal dan lebih tidak gampang untuk terluka.
Setelah masa istirahat dan penyembuhan luka selesai, maka jajal ke-7 (terakhir) bisa kita lakukan. Bagi kami, jajalan ini yaitu yang terakhir sebelum ayam sanggup turun ke gelanggang. Jajalan dilakukan full 5x10 menit ataupun hingga lawannya lari, akan tetapi diusahakan untuk mencari lawan tarung yang mempunyai mental yang cukup besar lengan berkuasa sehingga sanggup menuntaskan maksimal tarung 5x10 menit.
Di jajal ke-7 ini, ayam yang kita bimbing harus bisa menuntaskan 5x10 menit durasi tarung, bila ternyata ayam tidak bisa dan dironde ke 4 atau ke-5 tenaga ayam habis dan tidak bisa memukul lagi, maka jajal kita stop dan berarti ayam yang kita bimbing belum siap untuk turun ke gelanggang. Ayam yang siap ke gelanggang yaitu ayam harus bisa menuntaskan durasi tarung minimal 5x10 menit.
Hal yang perlu diingat bahwa, sebisanya lawan2 tanding yang diperoleh ayam yang kita bimbing mempunyai teknik tarung yang berbeda-beda sehingga pengalaman yang akan diperolehnya pun akan semakin banyak.
Akhir kata, semakin banyak jajal yang diterima ayam yang kita latih, maka akan semakin besar lengan berkuasa mental dan pengelaman tarung yang diperolehnya. Akan tetapi semua jajalan yang kita lakukan tetaplah harus memperhatikan unsur kehati-hatian, alasannya jikalau tidak, tak jarang upaya latihan yang telah kita berikan hanyalah sia-sia belaka.

Subscribe to receive free email updates: