CARI DI PENELUSURAN KHUSUS AYAM ADUAN 100% JAWARA JAMINAN MENANG..!!!

Budidaya Ikan Arwana


Budidaya Ikan Arwarna yang menurun drastic, apalagi ditunjang dengan banyaknya polusi air mirip sekarang. Arwana yang beredar kini dipastikan merupakan hasil dari pembibitan Budidaya Arwana &Budidaya Ikan Arwana yang dilakukan para pengusaha pembibitan yang sudah teruji mutu dan kualitas gennya. Untuk anda para hobbiis Ikan Arwana anda harus lebih berhati- hati dalam pemeliharaan.
Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di bersahabat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana sanggup mendapatkan segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam sanggup menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam akuarium harus ditutup dengan baik.
Arwana merupakan ikan tangguh yang sanggup hidup hingga setengah abad. Permintaan yang tinggi dengan ketersediaan alam yang terbatas mengakibatkan eksploitasi di alam dibatasi. CITES (Convention of International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) menetapkan bahwa ikan Arwana Asia sebagai ikan yang menerima proteksi tertinggi. Berbagai jenis Arwana Asia antara lain:
Dalam Budidaya ikan patin hias, arwana sanggup dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, sebab arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan berpengaruh sebab arwana sanggup melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat bernafsu akan mengakibatkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, sebab sifat bernafsu arwana menjadi sangat berkurang.
Untuk merangsang keluarnya warna yang anggun dan pembentukan kromatofora, perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan lampu secara mendadak, yang sanggup mengakibatkan panik, sehingga ikan menabrak beling atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi pencahayaan sering sanggup menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik. Letakkan lampu di belahan depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa sehingga sanggup memperlihatkan pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan wama-warna alami dari ikan.
Pada waktu 6-7 bulan sesudah ikan sanggup berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan sanggup dipasarkan.
Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh sebab itu, kadar amonia, nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun akhir banyaknya kotoran ikan. Oleh sebab itu dalam penggantian air yang memakai sistem siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga kotoran yang menempel pada kaca. Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 ahad sekali dan tidak perlu seluruh air diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air ketika melaksanakan penggantian air.
Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pencucian media filter mekanik yang digunakan.
Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana ialah ikan hidup, udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat hongkong) dan kodok.
Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal atau hidup dalam air, mirip udang, ikan, atau kodok. Hindari memperlihatkan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area terkotori insektisida.
Sebelum memperlihatkan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan sanggup melukai verbal ikan dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, biar tidak terjadi “kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang akuarium yang sempit. Arwana  yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Pakan buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan biar arwana mau memakannya.

Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen

1. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memperlihatkan kesan alami. Batu dan batu dihindari sebab sanggup melukai ikan atau sanggup tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area hening dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga biar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah sumbangan pakan per hari ialah 2 % dari bobot total tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai
dapat berenang.
Arwana betina memiliki ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan sampaumur juga memiliki sebuah organ vital ibarat testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul sesudah ikan berukur 3-4 tahun.
Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana jantan memiliki tubuh lebih langsing dan sempit, verbal lebih besar dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar dipakai untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain ialah ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih bernafsu termasuk dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laris arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa ahad atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini sanggup diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk bulat (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Sekitar 1-2 ahad sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi hingga larva sanggup berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu sesudah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam verbal jantan hingga 7-8 ahad hingga kuning telur diserap total. Larva lepas  dari verbal dan menjadi sanggup berdiri diatas kaki sendiri sesudah ukuran tubuh 45-50 mm.

2. Panen Larva
Inkubasi telur secara normal ialah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi sanggup dikeluarkan dari verbal pejantan 1 bulan sesudah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus kemudian diselimuti dengan handuk katun yang lembap untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk melepaskan larva dari verbal induk jantan, tarik perlahan belahan bawah verbal dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang sanggup mencapai 25-30 ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari verbal pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C memakai pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) memakai aerator bukaan kecil.
Untuk mencegah jerawat akhir penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat hingga tahap ikan sanggup berenang ialah 90-100 %.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa ahad pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas sedikit demi sedikit ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada ahad ke delapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva sanggup berenang bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang sanggup diberikan mirip cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan verbal arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm sanggup diberikan pakan mirip udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.

Teknik Transportasi
Arwana jikalau gelisah simpel sekali melaksanakan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga sanggup menjadikan sirip robek dan patah.
Tubuh yang rusak sanggup mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi cacatdan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg sanggup memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay). Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan biar tidak sanggup berontak dalam proses pemindahan antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak sanggup berontak namun tidak hingga terbalik dan masih sanggup berenang. Pemindahan antar arwana akuarium memakai takaran ringan, yang penting arwana tidak sanggup berontak.

Persiapan Pre-anestesi :


  Puasakan arwana selama 1-2 hari.

  Lama puasa bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang kotoran (lancar atau tidak). Semakin besar ukuran arwana maka semakin usang waktu puasa, untuk menghindari arwana muntah atau mengeluarkan kotoran.Untuk arwana berukuran kecil (

  Siapkan air tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.

  Kondisi arwana tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan kelainan pada tutup insang.
Alat dan materi :
·         Plastik dengan lebar sepanjang tubuh arwana.
·         Wadah kolam untuk daerah kantong plastik yang berisi arwana
·         Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari bahan-bahan kimia lain yang terlarut.
·         Bahan : Aquadine” cair
Prosedur Pelaksanaan :



  Tangkap arwana dalam akuarium dengan hening kantong plastik.

  Masukkan cairan bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.

  Bila sudah terlihat tidak sanggup melompat, angkat kantong plastik.

  Perhatikan apakah perlu ditambahkan lagi cairan bius untuk
menurunkan kesadaran hingga arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa menit.


  Jaga arwana selalu karam dalam air, untuk menghindari kembung.

  Bila sudah tidak berontak, perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat bergerak. (Dalam waktu kurang dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan kehilangan keseimbangan dan tidak banyak bergerak. Karena belahan tubuhnya yg berat ada di belahan atas, maka arwana mulai terbalik. Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama gerakan insang yg memperlihatkan masih adanya perjuangan untuk bernapas.

  Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat ke daerah yang telah dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, jikalau terlalu usang di luar air sanggup kembung.
Paska Pembiusan :
·         Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung  materi kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air bersahabat permukaan.
·         Arwana mulai siuman, jaga jangan hingga terbentur benda-benda di sekelilingnya.
Efek samping :
·         Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana mengakibatkan iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
·         Bila arwana kembung, sanggup disiapkan larutan daun ketapang kering yang renta dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan. Arwana yang kembung dicirikan tidak sanggup menyelam ke dasardan berenang nungging.
·         Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang, gerakan insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi kekejangan otot, ketika tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk mengencerkan takaran obat bius atau di ceburkan ke tank higienis dibawah kucuran air.

Subscribe to receive free email updates: