Tabuh Rah Tajen Bukanlah Sekedar Judi Berkelahi Ayam Di Bali

Tabuh Rah Tajen Bukanlah Sekedar Judi Sabung Ayam di Bali

Tabuh Rah Tajen Bukanlah Sekedar Judi Sabung Ayam di Bali

Sabung Ayam Online - Di Bali banyak tamu absurd yang melihat aktifitas Tabuh Rah Tajen. Tabuh Rah Tajen bukanlah Sekedar Judi Sabung Ayam di Bali. Maraknya sabung ayam Tajen alias gocekan di seluruh pelosok Bali disebabkan bukanlah lantaran umat Hindu di Bali tidak taat beragama, tetapi lantaran belum memahami bahwa Tajen yang dibarengi judi itu dihentikan dalam agama.

Tajen yaitu sebutan dari kegiatan Tabuh Rah, dimana kata Tajen ini diperkirakan berasal dari kata “Tajian”, Taji merupakan sejenis pisau tajam yang mempunyai 2 sisi mata pisau, yang panjangnya kira kira sejari telunjuk orang cukup umur yang dipasang di kaki ayam aduan. Tujuan dari pemasangan taji ini biar ayam aduan tersebut sanggup melukai lawannya sehingga ada darah yang menetes ke tanah. Tetesan darah inilah yang disebut “Tabuh Rah” yang artinya ritual menebarkan darah suci.

“Tajen” merupakan pecahan dari program ritual keagamaan tabuh rah atau prang sata dalam masyarakat Hindu Bali. Yang dimana tabuh rah ini mempersyaratkan adanya darah yang menetes sebagai simbol atau syarat menyucikan umat insan dari ketamakan atau keserakahan terhadap nilai nilai materialistis dan duniawi.

Tabuh Rah Tajen bukanlah Sekedar Judi Sabung Ayam di Bali. Tabuh rah juga bermakna sebagai upacara ritual buta yadnya yang dimana darah yang menetes ke bumi disimbolkan sebagai permohonan umat insan kepada Sang Hyang Widhi Wasa biar terhindar dari marabahaya. Berjudi sering menjadi simbol eksistensi kejantanan, laki laki yang tidak sanggup bermain judi dianggap banci. Judi juga menjadi sarana pergaulan, mempererat tali kekeluargaan dalam satu Banjar. Oleh lantaran itu kalau tidak turut berjudi sanggup tersisih dari pergaulan, dianggap tidak sanggup “menyama beraya”.

Di zaman dahulu sering pula status sosial seseorang diukur dari banyaknya mempunyai ayam aduan. Raja raja Bali khusus menggaji seorang “Juru Kurung” untuk merawat ayam aduannya. Adapun ayam aduan yang biasanya dikenal di arena Taen di Bali, yang sudah tersohor namanya dan sebutan sebutan ayam ini banyak ditemukan di lonar pengayam ayaman yang sering dijadikan refrensi oleh para penggemar ayam aduan.

Berikut ini ayam yang pantang dijadikan aduan dalam arena Tajen (Tabuh Rah) :
– Raja Wilah. merupakan ayam jantan yang mempunyai satu flek hitam di kakinya.
– Camah Brahma, merupakan ayam jantan yang mempunyai ciri ciri warna merah di sebelah urat, lidah, maupun kulit.

Kedua ayam itu pantang diadu dalam Tajen. Bila pemilik ayam nekad, resikonya sanggup berupa perkelahian, atau serangan penyakit dadakan. Tidak hanya si pemilik, anggota keluarganya pun sanggup menjadi korban. Disamping itu penamaan Ayam Jago Tajen diberikan sebutan menurut warna dan keadaan bulunya, adapun sebutan dari Ayam Jago Tajen di Bali antaranya :
– Bihing, sebutan ayam ahli yang berbulu merah.
– Buik, merupakan sebutan untuk ayam ahli yang berbulu warna warni.
– Ook, sebutan untuk ayam ahli yang mempunyai keadaan bulu leher sangat tebal.
– Sa, sebutan ayam berbulu putih.
– Wangkas, sebutan untuk ayam ahli yang dadanya berbulu putih dengan sayapnya berwarna merah.
– Godek, untuk ayam yang berbulu di kaki.
– Kelau, untuk ayam ahli yang berbulu bubuk abu.
– Jambul, merupakan sebutan untuk ayam ahli kalau tumbuh bulu di kepala.

Demikian sekilas wacana Tabuh Rah Tajen di Bali. Masih banyak lagi budaya budaya wacana sabung ayam di Bali yang nanti akan kami bahas. 

Subscribe to receive free email updates: